Di dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya banyak sarana yang bisa dilakukan sebagai sarana tazkiyah. Dan di antara media itu adalah tafakkur, yakni merenungi dan memikirkan tentang tanda-tanda alam dan kejadian di sekitarnya.
Proses tafakkur hanya dilakukan terhadap makhluk Allah. Kita sebagai hamba Allah hanya boleh berpikir dan menganalisa tentang makhluk Allah saja, tak boleh terlalu dalam membicarakan dzat Allah di luar bingkai ketentuan yang telah Allah dan Rasul jelaskan. Silakan merenungi dan berpikir tentang ciptaan Allah.
Ketahuilah, bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini hakikatnya adalah kehendak Allah. Setiap yang Allah ciptakan, baik yang skalanya besar hingga kecil sekalipun, semuanya memiliki keajaiban-keajaiban, hikmah-hikmah di dalamnya, tak ada yang sia-sia.
Allah berfirman, “Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia’.” (QS Ali Imran: 191).
Pernahkah kita merenung hingga membuat hati kita makin hidup dan taat kepada Allah? Yang sering terjadi pada kita, semua peristiwa berlalu begitu saja, tidak pernah kita ambil hikmahnya. Selesai lewat, tanpa ada proses tafakkur bahwa ada keajaiban-keajaiban di balik semua itu, hingga sampai pada pengakuan kita akan kebesaran Allah.
Tafakkur adalah sebuah proses yang akan membuat jiwa kita makin baik. Imam Ghazali mengajak kita berpikir tentang diri kita, agar kita bisa menghayati diri kita sebenarnya, dan jadikan ini sebagai sebuah proses tazkiyah.
Seorang ahli spesialis saraf menjelaskan, susunan saraf otak manusia itu berisi miliaran sel yang tersusun sedemikian rupa hingga jika 1 sel saja yang bermasalah, maka sistem saraf tersebut tidak berjalan dan dampaknya sangat besar. Sering terjadi kasus korban tabrakan yang gegar otak, memang benar secara fisik nampak, namun memorinya hilang dan tidak sempurna.
Maka, marilah senantiasa sempatkan tafakkur, sehingga sampai pada penghayatan tentang kebesaran Allah dan kita pun benar-benar menghamba kepada-Nya. Mari jadikan diri kita ini sebagai media untuk bertafakkur agar jiwa hidup dan benar-benar menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi.
Mari jadikan proses tafakkur ini bukan sekedar untuk menghasilkan sebuah pengetahuan, namun lebih dari itu, jadikan tafakkur sebagai proses kita untuk mentazkiyah. Semoga jiwa kita semakin hari semakin bersih, kuat, dan dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.