IMG-20220914-WA0019

Mengenal Komunitas Muslimah Swimming Squad Surabaya

Ribuan wanita dari belasan kota di Indonesia telah menjadi bagian dari komunitas Muslimah Swimming Squad Surabaya. Uniknya, mereka berlatih dan belajar berenang secara gratis.

“Komunitas Muslimah Swimming Squad ini adalah komunitas buat wanita usia 15 tahun ke atas untuk belajar renang. Belajar renangnya gratis, bayarnya pakai doa,” kata pendiri Komunitas Muslimah Swimming Squad Surabaya, Euis Kurniawati, Rabu (14/9/2022).

Diceritakannya, saat itu dirinya berpikir kenapa banyak muslimah yang tidak bisa berenang. Padahal olahraga ini menurutnya bagus untuk kesehatan, sarana refreshing dari rutinitas sehari-hari.

“Dan renang adalah olahraga yang disunnahkan Rasulullah. Insya Allah ini ada pahalanya. Syiar olahraga sunnah,” ujarnya.

Ia kemudian mendirikan komunitas itu pada awal Desember 2019. Saat itu, dirinya sudah mengajarkan kepada 1600-an muslimah di 16 kota.

“Kemudian Maret 2022 ada pandemi, jadi semua kegiatan dihentikan.
Kalau sekarang tersebar di 37 kota di Indonesia. Terjauh saat ini ada di Jambi. Bulan depan Insya Allah di Aceh,” ujar wanita yang memiliki tiga buah hati ini.

Ia menyebutkan, awalnya program latihan renang itu disebarkan di media sosial (medsos) Facebook.

“Saya menulis di Facebook, siapa yang belajar renang gratis tidak usah bayar. Cuma tiketnya bayar sendiri-sendiri gitu ya. Akhirnya banyak yang mendaftar,” sebut wanita asal Sukolilo Surabaya itu.

Dengan metode yang dipakai untuk mengajari, akhirnya para peserta dalam sekali pertemuan yang berlangsung satu sampai dua jam langsung bisa berenang.

“Pada banyak yang ingin ikut termasuk di Surabaya. Karena peserta banyak, akhirnya saya membuka kesempatan di Facebook untuk siapa yang mau ikut menjadi pengajar renang. Tapi syaratnya tidak boleh menarik biaya karena untuk syiar olahraganya Rasulullah,” lanjut wanita berusia 39 ini.

Akhirnya terkumpul relawan yang mendaftarkan diri untuk bisa menjadi pelatih renang.

“Sekarang sudah ada 140 relawan yang mengajarkan renang di kotanya masing-masing. Usia relawan pelatih ada yang 25 dan paling sepuh 65 tahun. Peserta hingga kini ada 2557 se-Indonesia,” sebutnya.

Untuk relawan para pelatih sebelumnya diwajibkan untuk mengikuti training for trainer (TFT) sebagai calon pelatih.

“Contoh saya buka di Surabaya, calon pelatih itu ada yang berasal dari Malang, Surabaya dan sekitarnya. Saat mereka selesai TFT, maka mereka akan menyebarkan ke daerahnya masing-masing. Kebetulan pekerjaan saya adalah trainer pengembangan diri di instansi-instansi. Adakalanya saya punya pekerjaan di kota itu, sebisa mungkin saya rekrut pelatih di sana dengan membikin TFT. Rencananya bulan depan di Aceh,” paparnya.

Ia menyebutkan segmen komunitas yang dibuatnya itu sebenarnya khusus muslimah. Tetapi pada kenyataannya di lapangan ada wanita non muslim yang ingin ikut.

“Untuk kasus ini tidak mengapa mereka bergabung tetapi syaratnya pakaian renangnya harus disesuaikan atau tertutup dan bukan yang terbuka. Tapi jumlahnya tidak banyak,” tandasnya

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *