pemaafan-ilustrasi-_140528095053-455

Meneladani Sikap Rasulullah yang Pemaaf Saat Dihina

Penghinaan terhadap Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam belakangan terjadi dan mendapat kecaman berbagai pihak, utamanya menyulut emosi umat muslim dari berbagai penjuru dunia. Padahal, jika kita berpihak pada Nabi dan benar-benar meneladani akhlak beliau, sikap muslim yang sebenarnya adalah dengan memaafkan.

Ada satu kisah tentang sikap yang diambil Nabi ketika mengalami kejadian serupa. Suatu hari, Rasulullah mendapat hinaan, hingga pukulan sampai beliau berdarah karena Kaum yang ia datangi untuk memberikan dakwah ternyata tidak mau menerimanya. Namun bukan membalas, saat itu Nabi malah berdo‘a.

اللهم اغفر لقومي، فإنهم لا يعلمون

Allahummaghfir li qaumi fa innahum la ya’lamun.
“Ya Allah ampunilah kaumku, (mereka berbuat demikian) karena mereka tidak mengetahui.”
Do‘a nabi saat dihina ini bisa dilacak dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim. Dalam hadis lengkapnya diceritakan kronologi penghinaan dan pemukulan kepada Nabi saat beliau berdakwah.

عن عبد الله بن مسعود  قال: كأني أنظر إلى رسول الله ﷺ يحكي نبيًّا من الأنبياء -صلوات الله وسلامه عليهم- ضربه قومه فأدمَوْه، وهو يمسح الدم عن وجهه، ويقول: اللهم اغفر لقومي، فإنهم لا يعلمون(متفق عليه.

Saat itu beliau dipukul hingga berdarah. Pendarahan yang muncul di wajah nabi menunjukkan bahwa pukulan yang dilayangkan kepada nabi begitu sangat keras. Sambil mengusap darahnya, beliau tak lantas membalas perlakuan mereka. Alih-alih membalas, beliau malah mendoakan dengan do‘a di atas.

Kalimat fa innahum laa ya’lamun yang dibacakan Nabi di atas, sebagaimana diktip islami.co menunjukkan, bahwa Nabi sangat memahami kondisi orang-orang yang menghina dan memukuli beliau. Mereka, bagi Nabi, adalah orang-orang yang tidak mengetahui kemuliaan ajaran yang dibawa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jika mereka mengetahui, mereka pasti akan sadar dan merasa malu telah berbuat demikian.

Do‘a Nabi saat dihina itupun menjadi cambuk bagi kita bahwa Nabi sendiri bukanlah seorang pendendam. Nabi mengajarkan kepada kita cara terbaik untuk berdakwah dan mengenalkan ajaran Islam. Bukan dengan kekerasan, melainkan dengan kasih sayang.

Kisah ini juga bisa kita jadikan referensi bahwa Nabi bukanlah orang yang pemarah saat dihina. Oleh karena itu, jika saat ini kita marah saat mendengar Nabi dihina, kita perlu intropeksi diri dan belajar banyak dari sikap Nabi yang pemaaf ini.

Habib Ali al-Jufri sosok ulama dan da’i asal Uni Emirat Arab yang kiprahnya dikenal luas di berbagai negeri muslim, bahkan di dunia Barat memberikan tanggapan terkait masalah penghinaan kepada Nabi. Terutama gambar salah satu majalah di Perancis yang dianggap menghina Nabi. Bukan marah dan memaki-maki sebagaimana beberapa orang, Habib Ali justru introspeksi diri.

Habib Ali al-Jufri menyebutkan bahwa orang yang menggambar Nabi sejatinya mereka bukan menggambar Nabi, melainkan menggambar perbuatan kita yang tidak seperti ajaran dan akhlak Nabi.

“Duhai Rasulullah, orang-orang bodoh yang menggambarmu, sejatinya bukan menggambarmu, melainkan menggambar apa yang mereka lihat pada diri kami, yang bertentangan dengan ajaran yang engkau bawa,” begitulah kata Habib Ali al-Jufri.

Akhlak Habib Ali al-Jufri ini mungkin perlu kita tiru. Saat ada orang yang kita anggap menistakan Islam atau menghina Nabi, jangan lantas kita marah kepada mereka. Siapa tahu, mereka berbuat demikian karena perbuatan kita yang membuat Islam terlihat rendah di mata pemeluk agama lain.

Siapa tahu, mereka berbuat demikian karena melihat amal keseharian kita yang bertentangan dengan ajaran Islam dan akhlak nabi yang ramah dan damai. Kita tentu perlu introspeksi diri.

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *