Selama bulan Ramadan, seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia menjalankan ibadah utama berpuasa Ramadan. Untuk menjalankan ibadah dan menambah keberkahan di bulan suci tersebut, Rasulullah sebagai suri tauladan terbaik pun memiliki tips dan petunjuk yang dapat kita teladani dan ikuti.
Kita semua tentu bercita-cita dapat melakukan setiap ibadah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah lain untuk menghidupkan Ramadan.
Berniat puasa sejak malam
Diriwayatkan dari Hafsah, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:
“Barang siapa yang tidak berniat untuk puasa Ramadan sejak malam, maka tak ada puasa baginya.” (HR. Abu Dawud)
Tidak melewatkan sahur
Rasulullah SAW tidak pernah melewatkan sahur. Bahkan, dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Al Harits dari seorang sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam diriwayatkan:
Aku masuk menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika dia makan sahur, beliau berkata, “Sesungguhnya makan sahur adalah barokah yang Allah berikan pada kalian maka janganlah kalian tinggalkan.” (HR An Nasaa`i dan Ahmad)
Mengakhirkan Sahur
Salah satu tantangan berpuasa adalah rasa lapar yang menyerang. Biasanya perut sudah berbunyi justru di saat waktu berbuka masih lama. Untuk mengatasi hal ini, tips dari Rasulullah adalah dengan mengakhirkan waktu sahur, yakni dilakukan menjelang datangnya waktu imsak.
Anas meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, “Kami makan sahur bersama Rasulullah, kemudian beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam shalat, aku tanyakan (kata Anas):
Berapa lama jarak antara adzan dan sahur? Beliau menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca Al Quran.” (HR. Bukhari Muslim)
Menurut Abu Bakar Al-Kalabazi dalam kitabnya Bahrul Fawaid, maksud dari mengakhirkan sahur tersebut ialah makan sahur di sepertiga terakhir malam.
Menyegerakan berbuka dan shalat
Apabila telah datang waktu berbuka puasa, hendaklah menyegerakan berbuka, karena di dalamnya terdapat banyak kebaikan. Ini sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadits, “Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Ketika waktu berbuka, Rasulullah pun hanya memakan tiga biji kurma dan segelas air putih, lalu segera berwudu untuk mengerjakan shalat Maghrib secara berjemaah.
Dari Abu ‘Athiyah, dia berkata, “Saya bersama Masruq datang kepada Aisyah radhiyallahu anhu. Kemudian Masruq berkata kepadanya, “Ada dua sahabat Nabi yang masing-masing ingin mengejar kebaikan, dan salah seorang dari keduanya itu segera mengerjakan shalat Maghrib dan kemudian berbuka. Sedangkan yang seorang lagi, berbuka dulu baru kemudian mengerjakan shalat Maghrib.”
Aisyah bertanya, “Siapakah yang segera mengerjakan shalat Maghrib dan berbuka?” Masruq menjawab, “Abdullah bin Mas’ud.” Kemudian Aisyah berkata, “Demikianlah yang diperbuat oleh Rasulullah.” (HR. Muslim No 1242)
Makan kurma saat sahur dan berbuka
Kurma biasa dikatakan sebagai makanan favorit Rasulullah selama bulan Ramadan. Bukan hanya saat berbuka, Rasulullah juga selalu mengkonsumsi kurma saat sahur, bahkan menyebut kurma sebagai makanan terbaik untuk sahur. Rasulullah bersabda,”Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, Baihaqi).
Dalam hadits lain juga disebutkan, “Apabila seseorang di antara kamu berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma, jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air karena air itu suci. (Mutafaqqun Alaih)
Memakan 3 butir kurma saat sahur dan berbuka puasa sangat baik bagi tubuh. Kandungan kalori tinggi dan gula alami pada kurma dapat memberikan kita energi yang cukup untuk aktivitas selama menjalani ibadah puasa.
Menghindari Rafast
Selanjutnya, dalam menjalankan ibadah puasa hendaknya kita menghindari rafats, karena Rasulullah bersabda, Apabila pada hari seseorang di antara kamu berpuasa, maka janganlah ia berbuat rafats . (HR. Al-Bukhari, Al-Fath, no. 1904).
Rafats adalah jatuh di dalam perbuatan maksiat. Rasulullah juga bersabda, Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan tetap melakukannya, maka Allah tidak akan menghiraukan orang itu meninggalkan makanan dan minumannya (berpuasa).” (HR. Al-Bukhari, Al-Fath, no. 1903).
Dan hendaklah orang yang berpuasa meninggalkan semua perbuatan haram, seperti menggunjing, perkataan jorok dan dusta, karena perbuatan haram tersebut dapat menghapus seluruh pahala puasanya. Sebagaimana Rasulullah telah bersabda, Betapa banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapatkan apapun dari puasanya selain rasa lapar belaka.(HR. Ibnu Majah, 1/539, disebutkan dalam Shahihut Targhib, 1/453).
Banyak Bersedekah
Di dalam Shahih Al-Bukhari-Muslim diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra ia berkata: Rasulullah itu merupakan manusia yang paling dermawan (dengan kebaikan), dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadan ketika beliau ditemui oleh Jibril; Jibril biasanya menemui Nabi pada setiap malam di bulan Ramadan, di situlah Jibril mentadaruskan Al-Quran kepada beliau. Sungguh, Nabi lebih dermawan dengan kebaikan daripada angin yang bertiup kencang. (HR. Al-Bukhari, Al-Fath, no. 6).
Sedekah yang dimaksud pun tidak hanya harta, tetapi juga bisa dalam bentuk makanan berbuka. Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang memberi buka puasa kepada seorang yang berpuasa, maka ia memperoleh sebesar pahalanya dengan tidak berkurang sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu. (HR. At-Tirmidzi 3/171, disebutkan dalam Shahihut Targhib, 1/451).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan: Yang dimaksud memberinya makanan untuk berbuka puasa adalah sampai orang itu kenyang. (Lihat Al-Ikhtibarat Al-Fiqhiyyah, h. 109).
Memberbanyak ibadah dan membaca Al-Quran
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini, adalah peristiwa di mana Al-Quran pertama kali diturunkan. Tidak heran jika Rasulullah lebih sering membaca Al-Quran pada bulan ini dibandingkan pada bulan-bulan lainnya.
Imam Az-Zuhri berkata, Apabila datang Ramadan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Quran. Bacalah Al-Quran dengan tajwid yang baik, tadabburi, pahami, dan amalkan isinya.
Selain tadarus Al-Quran, selama bulan Ramadan, Rasulullah juga senantiasa memperbanyak amalan lain, seperti shalat malam, zikir, tasbih, dan sedekah.
Menanti malam lailatul qadar
Malam Lailatul Qadar merupakan satu malam yang istimewa pada bulan Ramadan. Malam tersebut merupakan malam yang penuh berkah, malam yang nilainya sama dengan seribu bulan. Tidak semua orang bisa meraih Lailatul Qadar.
Untuk mendapatkan malam penuh berkah itu, Rasulullah mengajarkan kita sebuah dengan doa, Allahumma innaka afuwun tuhibbul afwa fafu annii yang artinya Ya Allah, Engkaulah Pemilik Ampunan dan Engkaulah Maha Pemberi Ampun. Ampunilah aku.
Rasulullah lebih fokus menjalankan ibadah pada 10 hari, pertengahan bulan, dan terutama pada 10 hari akhir untuk mendapatkan Lailatul Qadar.
Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.