Agar selalu dalam posisi golongan sebaik-baik manusia, kami ingin balita kami khatam Al-quran. Diriwayatkan dari Ustman r.a, Rasullullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya”.
Dr. Sarmini, Lc.,MA mengatakan menjadi pembelajar Al-Quran ataupun menjadi pengajarnya memiliki makna yang luas, seperti belajar Al-Quran atau tafsirnya, ilmu Al-Quran, menghafal Al-Quran, belajar bahasa Arab, dan sebagainya.
Kami memantapkan diri untuk mengambil salah satu bidang, yaitu mengajarkan membaca Al-Quran kepada balita untuk kemudian mentahfidzkannya setelah itu. Alhamdulillah Allah menunjukkan hasilnya. Tiga orang putri kami mulai membaca Al-quran dan mengkhatamkan bacanya sebelum usia mereka genap 5 tahun.
Dan ketika kami mengingat sabda Rasulullah Saw, “Didiklah anak-anak kalian tiga perkara, cintai Nabinya dan Ahlul Bait serta cinta membaca Al-Quran” (H.R Ad-Dailanny dari Imam Ali).
Maka menurut kami, salah satu indikator cinta baca Al-Quran adalah bukan seberapa bagus kualitas bacaan Al-Quran dan seberapa sering kuantias khatamnya. Yang paling penting dari hadits ini, ketika menyuruh kita melakukan sesuatu, pasti Allah juga sudah membuat kita mampu melakukan perintah itu.
Sudah pasti Allah memberikan jaminan bahwa semua anak bisa cinta baca Al-Quran, asal ada usaha dari orangtua untuk mendidiknya.
Belajar Al-quran sama dengan belajar Bahasa asing (Bahasa Arab), maka konsep pemebelajarannya mesti bertahap, seperti ;
a. Dari yang lebih mudah
b. Kemudian yang mudah
c. Dari yang mudah ke yang lebih susah
d. Dari yang susah ke yang lebih susah
Ini berlaku untuk semua pokok bahasan dalam semua sesi pembelajaran. Misalnya memilih huruf-huruf yang berharakat fathah dahulu sebelum kasrah, karena fathah lebih mudah. Jadi, mencari yang termudah itu dianjurkan dalam islam selama memang tidak ada pelanggaran dosa di dalamnya.